Tahun Ini Berusia 1342 Tahun, Sejarah Palembang Kota Tertua di Indonesia

Kabarterkinionline.com

Tahun Ini Berusia 1342 Tahun, Sejarah Palembang Kota Tertua di Indonesia

Tahun 2025 ini, kota Palembang sudah menginjak usia 1342 tahun. Hari Ulang Tahun (HUT) kota yang pernah dijuluki sebagai ‘Venesia dari Timur’ ini selalu diperingati tanggal 17 Juni setiap tahunnya.

Dengan umur yang cukup tua, Kota Palembang memiliki sejarah yang panjang dari asal usul nama, hingga pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya. Perhitungan HUT Kota Palembang berdasarkan prasasti Sriwijaya dikenal prasasti Kedudukan Bukit. Bukti kuat inilah yang menjadikan Palembang kota tertua penuh nilai historis sepanjang zaman.

1. Sejarah Palembang tercatat di prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di daerah Palembang bagian barat, tepatnya di Bukit Siguntang oleh orang Belanda bernama C.J. Batenburg pada 29 November 1920. dibuktikan dari sebuah peninggalan sejarah yaitu Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 16 Juni 682 serta ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Melayu Kuno.

Prasasti ini menceritakan pembentukan suatu wanua yang ditafsirkan sebagai Kota Palembang pada 16 Juni 683 Masehi. Nama ‘Palembang’ memiliki asal usul yang menarik. Menurut prasasti Kedudukan Bukit tersebut, oleh penguasa Sriwijaya, sebuah wanua didirikan di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Palembang.

 

Penamaan kota ini dapat diurai menjadi dua kata, ‘Pa’ atau ‘Pe’ yang berarti kata tunjuk suatu tempat atau keadaan dalam bahasa Melayu, dan ‘lembang’ atau ‘lembeng’ yang artinya tanah yang rendah atau genangan air. Dengan demikian, Palembang dapat diartikan sebagai ‘suatu tempat yang digenangi oleh air.

 

2. Kondisi alam di Kota Palembang sebagai besar air

Kondisi alam ini bagi nenek moyang orang-orang Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya. Air menjadi sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau dan punya kecepatan yang tinggi.

 

Selain kondisi alam, letak strategis ini menjadikan Sejarah Palembang berada di satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah Tanah tinggi Sumatra bagian barat, yaitu Pegunungan Bukit Barisan. Daerah kaki bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah di daerah pesisir timur laut.

 

3. Palembang menjadi ibu kota Sriwijaya

Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat menentukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban. Faktor setempat yang berupa jaringan dan komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di Sumsel.

Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara. Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang Darussalam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani di kawasan Nusantara.

4. HUT Kota Palembang menjadi momen mengenang sejarah

Meskipun perayaan HUT Kota Palembang mungkin berbeda dari tahun ke tahun, makna dan tujuannya tetap sama, yaitu untuk merayakan hari jadi kota yang kaya akan sejarah dan budaya, serta untuk memajukan kota Palembang demi kesejahteraan seluruh warganya.

 

Maka itu, HUT Kota Palembang menjadi momen untuk mengenang kembali sejarah panjang kota ini, terutama perannya sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya dan pusat perekonomian Sumsel hingga saat ini. Perayaan ini dapat memperkuat rasa cinta dan kebanggaan warga terhadap kota Palembang, serta memotivasi mereka untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya dan sejarah kota.

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *